Pengusaha terutama pemilik UMKM seringkali menemui kebingungan terkait dengan istilah kurs dalam keuangan. Ada beberapa istilah kurs yang sering ditemui, antara lain: kurs tengah BI, kurs jual, kurs beli dan kurs pajak.
Dalam artikel ini akan dibahas pengertian tentang istilah-istilah tersebut dan bagaimana hubungannya dengan perpajakan perusahaan Anda.
Kurs Tengah BI
Kurs tengah di Indonesia, disebut juga dengan istilah kurs tengah BI. Hal ini karena Bank Indonesia (BI) adalah pihak yang menerbitkan nilai kurs tengah tersebut setiap harinya. Pengertian dari kurs tengah sendiri adalah nilai tengah antara kurs jual dan kurs beli.
Pada website BI, Anda tidak dapat mengunduh informasi kurs tengah secara langsung. Untuk mendapatkannya, Anda perlu melakukan perhitungan terlebih dahulu dengan rumus sebagai berikut :
(Kurs Jual + Kurs Beli)/2
Sementara itu, kurs jual adalah kurs yang dipakai oleh pedagang valuta asing atau bank saat menjual valuta asing. Sebaliknya, kurs beli adalah kurs yang pakai oleh pedagang valuta asing atau bank saat membeli valuta asing.
Kurs tengah BI dipakai untuk mencatat nilai konversi valuta asing di dalam laporan keuangan perusahaan per 31 Desember (tutup buku). Karena kurs tengah digunakan dalam laporan keuangan, maka kurs ini berpengaruh pada proses perpajakan perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia. Karena laporan keuangan perusahaan selanjutnya akan digunakan dalam proses pelaporan pajak.
Note: Sebenarnya, kapan ya kurs fiskal dan kurs tengah bank Indonesia digunakan? Baca artikel Klikpajak berikut Memahami Kapan Kurs Fiskal dan Kurs Tengah BI Digunakan
Kurs Pajak
Kurs Pajak atau yang sering disebut juga dengan kurs fiskal adalah kurs yang digunakan pada transaksi perpajakan di Indonesia yang terkait dengan kegiatan ekspor impor. Kurs pajak juga sering disebut dengan Kurs Menteri Keuangan, karena ditetapkan oleh Kementerian Keuangan setiap pekannya.
Transaksi perpajakan tersebut antara lain adalah sebagai dasar pelunasan Bea Masuk, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) barang dan jasa, Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPN BM), Bea Keluar, dan Pajak Penghasilan (PPh) yang terjadi dengan menggunakan nilai mata uang asing.
Biasanya transaksi perpajakan tersebut timbul akibat kegiatan-kegiatan usaha sebagai berikut:
- Impor Barang Kena Pajak (BKP),
- Penyerahan BKP,
- Penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP),
- Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dari luar daerah pabean,
- Pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean.
Perbedaan Antara Kurs Tengah BI dan Kurs Pajak
Perbedaan antara kurs tengah BI dan kurs pajak terletak pada waktu penggunaan serta fungsi kurs masing-masing. Wajib Pajak harus menggunakan kurs pajak dalam perhitungan perpajakan yang melibatkan transaksi menggunakan mata uang asing.
Sementara kurs tengah bank Indonesia digunakan saat penutupan pembukuan akuntansi bagi perusahaan-perusahaan yang menggunakan mata uang asing yang beroperasi di Indonesia.
Mengingat nilai kurs tengah yang berubah setiap harinya, dan nilai kurs pajak yang berubah setiap pekan, menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan yang melakukan perhitungan secara manual.
Bagi Anda yang mengalami kesulitan dalam melakukan perhitungan perpajakan tersebut,
Anda dapat memanfaatkan aplikasi perpajakan digital, seperti KlikPajak yang memiliki perhitungan kurs secara otomatis.
Selain mempermudah proses perhitungan pajak, proses lain seperti pembayaran sampai dengan pengadministrasian file perpajakan pun dapat dilakukan dalam satu aplikasi pajak yang terintegrasi.
Anda juga tidak perlu khawatir dengan peraturan perpajakan yang berlaku, karena KlikPajak adalah aplikasi mitra resmi DJP, sehingga peraturan yang diadopsi dalam aplikasi adalah peraturan perpajakan di Indonesia.
Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai aplikasi ini, Anda dapat mengunjungi website resmi kami, atau lakukan registrasi akun Klikpajak untuk menggunakan aplikasi KlikPajak secara gratis.