Pengaruh Kurs Pajak: Mendorong atau Menghambat Ekonomi?

Dalam mengatur pergerakan ekonomi negara, banyak hal yang perlu diperhatikan antara lain kondisi moneter dan fiskal sebuah negara. Jika kebijakan moneter adalah wewenang penuh Bank Indonesia maka kebijakan fiskal dipegang oleh Kementerian Keuangan dan Pajak. Hal ini sangat berpengaruh pada kondisi kurs pajak dan gairah perekonomian para pengusaha karena berkaitan satu sama lain.

Namun apakah anda mengetahui bagaimana kurs pajak mempengaruhi gairah perekonomian pengusaha di Indonesia? Dan efek domino apa yang akan terjadi? Berikut ini penjelasannya.

Definisi Kurs Pajak

Pelaporan keuangan akan menghasilkan informasi komersial tentang kinerja perusahaan dalam bentuk warta berupa laba-rugi, posisi keuangan, arus kas, dan lain-lain. Informasi tersebut menjadi landasan untuk diproses lebih lanjut bagi kepentingan banyak pihak, salah satunya adalah pemerintah melalui pajak. Oleh sebab itu terdapatlah kurs pajak.

Secara resmi, kurs pajak adalah nilai kurs yang dipakai sebagai dasar pelunasan antara lain:

1. Dasar Pelunasan Bea Masuk
2. Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
3. Pajak Ekspor
4. Pajak Penghasilan.

Kurs pajak diatur melalui Keputusan Menteri Keuangan secara periodik setiap pekan dan digunakan Wajib Pajak ketika transaksi yang melibatkan aspek yang telah disebutkan diatas menggunakan mata uang asing sehingga perlu dikonversi ke dalam rupiah.

Artinya ketika transaksi tersebut terjadi (misal: penerbitan faktur pajak, penentuan harga jual produk impor dan nilai ekspor) untuk keperluan menghitung besaran beban pajak yang harus diperhitungkan sebagai harga atau sebagai kewajiban yang harus dibayarkan.

Kurs pajak ditentukan seminggu sekali melalui Keputusan Menteri Keuangan. Jika terdapat mata uang asing dengan kurs yang tidak tertera pada keputusan ini, maka kurs tersebut harus dikonversi ke Dolar Amerika dengan menggunakan spot harian valuta asing internasional, yang kemudian hasilnya dikonversi lagi ke Rupiah dengan menggunakan kurs pajak sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan.

Pengaruh Kurs Pajak Terhadap Pengusaha

Kurs pajak merupakan hal yang sangat penting dalam kebijakan fiskal dan sangat mempengaruhi kegiatan produksi dalam negeri. Mengapa hal ini dapat terjadi? Dan apa dampaknya bagi gairah produksi dan para pengusaha dalam negeri?

Kurs pajak memiliki kaitan erat dengan kurs valuta asing. Dimana saat ini yang merupakan era globalisasi, perdagangan dilakukan lintas batas. Perdagangan internasional yang melibatkan kegiatan ekspor dan impor melibatkan valuta asing. Jika keadaan perekonomian global melemah akan menyebabkan melemahnya pula sektor dagang. Dapat dianalogikan seperti Amerika Serikat yang merupakan mitra dagang Indonesia sedang mengalami inflasi yang menyebabkan nilai Dolar tinggi, hal ini akan menyebabkan permintaan barang impor akan menurun. Yang secara otomatis akan mempengaruhi nilai ekspor Indonesia yang meruapakan salah satu mitra kerja. Hal tersebut yang akan mempengaruhi keadaan produksi dalam negeri yang akan menurun.

Selain itu kurs digunakan dalam sebagai dasar pelunasan Bea Masuk, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPN & PPnBM), Pajak Ekspor, dan Pajak Penghasilan. Pajak tersebut adalah pajak yang harus dibayarkan oleh para pengusaha yang melakukan kegiatan ekspor impor. Jika nilai Rupiah naik, kurs akan naik, beban pajak yang ditanggung oleh pemerintah juga akan semakin naik.

Hal yang dapat dilakukan dalam menjaga keseimbangan perekonomian yaitu dengan kebijakan fiskal yang baik dan tugas besar pemerintah dalam menjaga valuta asing. Namun, pengaruh pengusaha juga sangatlah besar disini karena bersentuhan langsung dengan keadaan pasar, yang akan mempengaruhi bagaimana gairah perekonomian di dalam negeri. Jika Anda seorang pengusaha, Anda harus secara jeli dalam memeriksa pergerakan kurs, karena akan berdampak langsung pada tagihan pajak Anda, yang akan mempengaruhi pula pada nilai jual produk Anda.